Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2023

urgensi, tujuan, metodologi, dan objek secara jelas dalam Abstrak Lagu Payung Teduh "Mari Bercerita"

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi urgensi lagu Payung Teduh - Mari Bercerita dan mengungkap makna yang terkandung di dalamnya. Objek yang dikaji adalah lirik lagu dan aransemen musik yang digunakan dalam lagu ini. Tentang penelitian dalam musik seperti analisis lirik, pengaruh lagu terhadap emosi, dan studi gaya musik. Penelitian dapat dilakukan untuk memahami lebih dalam tentang karya musik dan budaya yang terkait dengan lagu tersebut. Lagu Payung Teduh yang berjudul "Mari Bercerita" merupakan lagu yang menceritakan tentang orang-orang yang kurang beruntung dalam hal materi namun justru memiliki kebahagiaan sederhana dalam kehidupannya. Lagu ini juga mengajak pendengarnya untuk lebih peduli dan memahami nasib orang-orang seperti itu. Dalam segi musikalitas, lagu ini memiliki tempo yang lambat dan cenderung melankolis. Suara vokal dari Is dan instrument yang dimainkan juga memberikan nuansa yang lembut dan menenangkan. Hal ini cocok dengan tema lagu yang mengajak

Tugas 2 : Analisis sidang "Inovasi Bentuk Figur Kayon Wayang Kulit Purwa Gaya Surakarta".

 Melalui unggahan video dari kanal Youtube ISI Surakarta Official "Live Pascasarjana ISI Surakarta Ujian Terbuka Promosi Doktor Pandu Pramudita" yang membahas tentang Inovasi Bentuk Figur kayon Wayang Kulit Purwa Gaya Surakarta. Kesenian wayang kulit tidak hanya memiliki nilai adi luhung pada aspek pertunjukkan dan sastra, tetapi juga pada aspek bentuk (Pandu Pramudita). Seiring perkembangan zaman bentuk figur kayon mengalami perubahan dan muncul beragam bentuk, awal kemunculan bentuk figur kayon pada tahun 1522M/1443S "Geni Dadi Sucining Jagat" yang diciptakan oleh Sunan Kalijaga, kemudian muncul figur Kayon terbaru yang diciptakan Sri Susuhunan Paku Buwono II dengan sengakalan memet "Gapura Lima Retuning Bumi" pada tahun 1659S/1739M kemudian figur kayon mengalami perubahan dengan isian sakembaran harimau dan banteng, oleh Koleksi NMVW pada tahun 1896M. Inovasi figur kayon tampak pada keragaman bentuk figur kayon yang dilihat dari aspek bidan dan isiannya